Kamis, 29 Mei 2014

Penantian La Decima Madrid Berakhir di Da Luz


Penantian La Decima Madrid Berakhir di Da Luz

 
Perayaan juara Liga Champions Real Madrid (foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS) Perayaan juara Liga Champions Real Madrid (foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS) LISBON – Penantian 12 tahun La Decima Real Madrid berakhir sudah. Sempat tertinggal 0-1 di babak pertama, akhirnya Madrid memastikan diri meraih gelar Liga Champions 2013-2014 dengan menang atas Atletico lewat skor 4-1 (lewat perpanjangan waktu).

Madrid sempat tertinggal lewat gol yang dicetak oleh Diego Godin pada menit ke-35. Namun gol yang dilesakkan oleh Sergio Ramos di penghujung laga, membuat asa Madrid meraih La Decima kembali hidup.

Benar saja, ketika memasuki perpanjangan waktu Madrid membuat tiga gol, yang masing-masing dicetak oleh Gareth Bale, Marcelo, dan penalti Cristiano Ronaldo. Madrid pun berhak mengangkat trofi si Kuping Besar.

Jalannya pertandingan
Seperti diprediksi sebelumnya, Ancelotti memasang trio BBC (Karim Benzema, Gareth Bale, dan Cristiano Ronaldo) meski beberapa kabar yang mengatakan bahwa Benzema dan Ronaldo diragukan tampil. Yang begitu disesalkan di kubu Madrid adalah dengan absennya Pepe di lini belakang. Dia digantikan Raphael Varane.

Sementara di kubu Atletico, Diego Simeone akhirnya memasang Diego Costa di lini depan sejak menit pertama dan menduetkannya dengan David Villa. Sebelumnya Diego Costa mengalami cedera otot dan sempat berobat ke Serbia.

Pada jalannya pertandingan, kedua tim masih mencoba mencari celah dan kelemahan dari masing-masing lini bertahan. Sehingga bola lebih sering bergulir di lini tengah dan belum ada peluang yang membahayakan di lima menit pertama.

Bencana dini didapat oleh Atletico. Tepat di menit kesembilan, Simeone menarik Diego Costa dan menggantikannya dengan Adrian Lopez. Nampaknya cedera yang dialami pemain naturalisasi Spanyol itu belum sepenuhnya pulih.

Setengah jam pertandingan berlalu, kedua tim mulai meningkatkan tempo permainan. Lini pertahanan dari kedua tim terlihat goyah. Di Madrid, Sergio Ramos sempat beberapa kali melakukan kesalahan yang membahayakan di kotak penalti.

Sedangkan Atletico, nyaris kebobolan, ketika Gareth Bale memotong bola operan Thiago Mendes. Sayang bola hasil curiannya tersebut masih melebar, ketika Miranda berhasil membuat momentum Bale hilang.

Atletico yang tampil lebih dominan akhirnya mendapatkan gol keunggulan, ketika memasuki menit ke-35. Diego Godin berhasil memanfaatkan kemelut di depan gawang Casillas, yang melakukan kesalahan karena terlalu jauh keluar dari gawangnya.

Bola liar hasil sundulan Godin menyusuri gawang Casillas yang tak bertuan, sang kiper berupaya mengejarnya dan sempat mengeluarkan bola. Sayang, bola telah masuk lebih dulu, dan Godin tercatat sebagai pencetak gol.

Usai tertinggal, Madrid belum menemukan bentuk permainannya. Sementara Atletico yang bermain lepas, tetap membuat El Real tertekan. Namun hingga peluit babak pertama dibunyikan, skor 1-0 untuk keunggulan Atletico bertahan hingga turun minum.

Lepas jeda, Madrid mendapatkan peluang melalui manuver Di Maria. Pemain internasional Argentina itu akhirnya dijatuhkan oleh Miranda beberapa meter di depan kotak penalti. Ronaldo kembali menjadi eksekutor, namun bola sepakannya masih bisa ditepis Courtois.

Menit ke-58, Atletico kembali membangun serangan. Salah satu yang mengancam adalah tendangan yang dilepaskan Adrian, sayang masih melebar karena membentur bek Madrid. Sementara sepak pojok yang didapat tak membuahkan hasil.

Ancelotti coba membuat perubahan dengan memasukkan Marcelo dan Isco yang menggantikan Coentrao dan Khedira pada menit ke-58. Kedua pemain ini sedikit membuat permainan Madrid lebih mengancam.

Waktu semakin sempit untuk Madrid dalam mengejar ketertinggalan. Berbagai upaya mereka lakukan. Bahkan perubahan serangan terjadi di kubu Madrid, di mana mereka mengandalkan umpan pendek satu-dua di sekitar pertahanan Atletico.

Bale kembali mendapatkan peluang untuk menyamakan kedudukan pada menit ke-73. Akan tetapi, tendangan mantan pemain Tottenham Hotspur tersebut masih melebar di samping kiri gawang Courtois.

10 menit menjelang pertandingan usai, pertahanan Atletico lebih tertekan lantaran upaya El Real yang terus menerus melakukan serangan. Namun, buruknya penyelesaian akhir membuat gawang Courtouis aman dari kebobolan.

Namun di penghujung laga, Madrid menunda pesta Atletico untuk merayakan gelar Liga Champions pertama mereka. Ketika Ramos membuat gol pada menit ke-90+4. Gol berawal dari eksekusi sepak pojok yang dilesakkan Luka Modric. Ramos tanpa ampun menyundul bola, yang tak mampu ditepis oleh Courtois. Gol Ramos pun memaksa pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu.

Memasuki perpanjangan waktu, Madrid tampil lebih dominan dengan mengurung pertahanan El Atleti. Salah satu peluang didapat oleh Ronaldo, yang lagi-lagi datang dari set pieces

Dan tendangannya kali ini masih membentur pagar betis. Ronaldo sempat protes karena dia menilai bola tendangannya mengenai tangan salah satu bek Atletico. Skor 1-1 bertahan di perpanjangan waktu pertama.

Di 15 menit kedua, pertandingan masih dikuasai oleh Madrid. Namun, Atletico yang tampil lebih bertahan dan membuat penumpukkan pemain di kotak penalti mereka, sesekali melakukan serangan balik.

Namun pertandingan berakhir indah ketika Bale berhasil wujudkan mimpi La Decima menjadi kenyataan lewat golnya pada menit ke-111.

Berawal dari manuver yang dilakukan oleh Angel Di Maria di sisi kanan pertahanan Atletico, pemain internasional Argentina itu mampu melewati bek Atletico dan melepaskan tendangan. Bola sempat mengenai Courtuis, dan menjadi liar.

Bale yang berada di pojok kiri dengan kawalan Alderweireld, menyundul bola ke gawang yang tanpa kawalan. Madrid pun memimpin dengan skor 2-1.

Keunggulan 2-1 tak membuat Madrid puas, sebaliknya Atletico yang terlihat lelah seakan membiarkan Marcelo menciptakan peluang. Benar saja, dengan bebas Marcelo pada menit ke-118 masuk ke kotak penalti lawan dan menceploskan bola melalui kaki kirinya, yang tak mampu dihalau Courtois.

Atletico melakukan kesalahan setelah Diego Godin menekel Ronaldo di kotak penalti. Pemain berjuluk CR7 ini pun tanpa kesulitan membuat golnya yang ke-17 sepanjang Liga Champions musim ini digelar.

Gol dari Ronaldo pun menjadi akhir drama El Derbi Madrileno yang berlangsung di Stadion Da Luz. Sekaligus mengakhiri penantian Madrid meraih La Decima selama 12 tahun.

Minggu, 25 Mei 2014

Messi & Ronaldo = Pemain Terbaik di Dunia, Bale Pewaris Takhta

Messi & Ronaldo = Pemain Terbaik di Dunia, Bale Pewaris Takhta


Gareth Bale bersama trofi Liga Champions nya (Foto: REUTERS/Paul Hanna) Gareth Bale bersama trofi Liga Champions nya (Foto: REUTERS/Paul Hanna) SOUTHAMPTON -  Performa striker anyar Real Madrid, Gareth Bale musim ini memang mengundang decak kagum banyak orang, termasuk seniornya di Tottenham Hotspurs, Jamie Redknapp. Melihat performa Bale, dirinya yakin pemain asal Wales itu bisa disejajarkan dengan pemain kelas dunia seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Pria yang saat ini berusia 40 tahun itu yakin Bale hanya butuh waktu lima tahun untuk bisa menjadi pemain andal, terlebih Bale juga beradaptasi cepat dengan kehidupan di Santiago Bernabeu. Hal ini dibuktikan dengan menjadi pemain kunci bersama Karim Benzema dan Cristiano Ronald di trio BBC.

"Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah dua pemain terbaik di dunia sepakbola, tapi Gareth Bale adalah pewaris tahta. Tidak ada keraguan dia bisa menjadi pemain terbaik di planet ini dalam waktu lima tahun,” ujar Redknapp dalam kolom Daily Mail seperti dilansir Sportmole, Senin (26/5/2014).

"Apa yang Bale capai dalam musim pertamanya di Real Madrid adalah hal yang sensasional. Untuk pergi ke klub baru, Negara baru dan budaya yang benar-benar baru dan melakukan seperti yang telah dia lakukan adalah hal yang luar biasa,” tambahnya.

Lebih lanjut Redknapp juga memuji peran penting Bale yang selalu menjadi mesin pencetak gol yang mengantarkan timnya menjadi kampiun di dua turnamen musim ini yaitu Copa del Rey dan Liga Champions. Musim ini Bale sudah mengoleksi 22 gol di semua turnamen bersama Los Galacticos. 

"Dia bukan pemain terbaik pada laga Final Liga Champions tetapi pemain besar yang mengubah permainan dan itulah yang dia lakukan. Ia mencetak gol indah untuk memenangkan Copa del Rey bulan lalu dan membuat hal penting di perpanjangan waktu di final Liga Champions," lanjutnya

Jumat, 16 Mei 2014

Jadi Plt Gubernur, Ahok Tak Akan Mutasi Kepala Dinas

Jadi Plt Gubernur, Ahok Tak Akan Mutasi Kepala Dinas


Foto: Okezone Foto: Okezone JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak akan melakukan perombakan pada kepala dinas saat dirinya menjabat Plt Gubernur DKI, menggantikan Joko Widodo (Jokowi) yang cuti panjang karena mencalonkan diri sebagai presiden dari PDI Perjuangan.

"Enggak, tunggu beliau (Jokowi selesai cuti) saja," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (16/5/2014).

Dikatakannya, jika dibutuhkan untuk memutasi kepala dinas, maka dia akan menunggu gelaran Pilpres 2014 selesai. Lantas bagaimana jika Jokowi terpilih sebagai presiden?

"Ya tunggu sampai enggak jadi Plt lagi (sampai Ahok jadi Gubernur)," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, Jokowi telah mengajukan surat cuti kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Cuti itu pun berlaku mulai 31 Mei 2014 mendatang.

Rangking Mutu Pendidikan RI di Dunia Paling Jeblok


Rangking Mutu Pendidikan RI di Dunia Paling Jeblok


Ilustrasi. (Foto: Heru Haryono/okezone) Ilustrasi. (Foto: Heru Haryono/okezone) JAKARTA - Di mata dunia, mutu pendidikan Indonesia ternyata masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya, khususnya di Asia Tenggara.

Berdasarkan data The Learning Curve Pearson 2014, Selasa (13/5/2014), sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia, memaparkan jika Indonesia menduduki posisi bontot alias akhir dalam mutu pendidikan di seluruh dunia.

Indonesia menempati posisi ke-40 dengan indeks rangking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Sementara pada kategori kemampuan kognitif indeks rangking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71.

Sedangkan untuk nilai pencapaian pendidikan yang dimiliki Indonesia, diberi skor -2,11. Posisi Indonesia ini menjadikan yang terburuk. Di mana Meksiko, Brasil, Argentina, Kolombia, dan Thailand, menjadi lima negara dengan rangking terbawah yang berada di atas Indonesia.

Sekadar informasi, pada 2012, mutu pendidikan Indonesia juga berada di posisi terbawah, bersama dengan Meksiko dan Brasil. Indeks ini pertama kali diterbitkan pada November 2012, dan diperbarui dengan data terbaru pada Januari 2014.

Indeks 2014 mengikuti metodologi yang sama dengan indeks aslinya. Di mana tidak ada negara yang ditambahkan atau dihapus, baik itu untuk indikator, bobot, dan sumbernya yang tetap sama. (ade)