Selasa, 17 Mei 2016

Industri Kreatif Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan, industri kreatif dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain berkontribusi positif bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan arus masuk devisa negara, industri kreatif juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan jati diri bangsa.
“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Pengembangan budaya kita dapat menjadi salah satu sumber pemasukan negara. Sebab, industri kreatif berbasis inovasi dan kreativitas,” kata Rosan usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi CJ Creative Center for Convergence Culture yang dikenal dengan sebutan CJ Creative Center di Seoul, Republik Korea seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/5/2016).
Saat ini, terdapat 16 subsektor industri yang akan terus dikembangkan, yaitu seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio, aplikasi game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, periklanan, musik, penerbitan, fotografi, desain produk, fashion, film animasi dan video, kriya, dan kuliner.
CJ Creative Center yang didirikan atas kerja sama CJ Group dengan Ministry of Science, ICT and Future Planning, menjadi sebuah inkubator yang mendorong kerja sama pemerintah dan swasta untuk mendukung pendirian serta mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) dan wirausahawan memasuki persaingan global.
Presiden Jokowi berada di Republik Korea untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari, 15-17 Mei atas undangan Presiden Park Geun-hye.
Pada kunjungan itu, Presiden Jokowi juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang investasi sebesar US$ 18 miliar, yang meliputi sektor kelistrikan, energi terbarukan, industri pakan ternak, film, sepatu, dan farmasi.
Rosan mengatakan, tahun lalu, kontribusi industri kreatif bagi Produk Domestik Bruto (PDB) berkisar 7,05 persen atau senilai Rp642 triliun. Disebutkan, kontribusi berasal dari usaha kuliner yaitu sekitar 32,4 persen disusul mode 27,9 persen dan kerajinan 14,88 persen.
Selain itu, industri kreatif menempati posisi keempat dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai 11,8 juta orang.
“Industri kreatif telah menjadi magnet baru di banyak negara karena memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi. Saat ini, kita menyaksikan kemajuan begitu pesat di bidang teknologi informasi, periklanan, dan arsitektur,” jelas Rosan.
Menurut Rosan, di bidang teknologi informasi (TI), Presiden Jokowi juga telah mencanangkan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, dengan proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai USD130 miliar dan menghasilkan 1.000 teknopreneur, pada tahun 2020 mendatang. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan adat istiadat, batik, tenun, serta kearifan lokal lainnya.
“Kadin sebagai mitra pemerintah di bidang perdagangan dan industri akan terus mendorong pengembangan kapasitas, bantuan teknis, teknologi, manajemen entrepreneurship, dan produksi,” tukasnya.






\Industri Kreatif Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi\

Tidak ada komentar:

Posting Komentar